Panduan Lengkap 5 Jenis Bahasa Pemrograman PLC
Otomasi adalah bagian integral dari Era Industri 4.0 Karena itu, sumber daya otomasi menjadi semakin penting dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas. PLC atau Programmable Logic Controller adalah salah satu perangkat utama dari otomasi industri. Pelajari lebih lanjut apa itu plc.
Untuk memprogram PLC, Anda harus memiliki kerangka kerja tentang bahasa pemrograman dalam PLC. Artikel berikut memberikan penjelasan yang mendalam tentang bahasa pemrograman dalam PLC
Apa Itu Bahasa Pemrograman PLC
Bahasa pemrograman PLC merupakan bahasa yang digunakan agar PLC dapat memahami instruksi yang diberikan dan menjalankan fungsi sistem otomasi yang diintegrasikan. Ada 5 jenis bahasa pemrograman PLC yaitu: Ladder Diagram (LD), Structured Text (ST), Function Block Diagram (FBD), Function Block Diagram (FBD), Sequential Function Chart (SFC), dan Instruction List (IL). Sebelum kita bahas satu persatu mari pahami logika dasar rangkaian PLC


Pemahaman Dasar Program PLC
Logika dasar dalam rangkaian PLC adalah fondasi penting untuk mengendalikan berbagai proses otomatisasi. Logika ini merujuk pada aturan atau pernyataan logis yang digunakan untuk mengatur perilaku PLC.
Pemahaman logika dasar ini sangat penting bagi pemrogram PLC karena menjadi dasar dalam merancang program yang efektif dan menghasilkan keluaran yang diinginkan pada PLC. Beberapa elemen utama dalam logika dasar PLC meliputi:
- Input : Input pada PLC bisa berupa sinyal fisik seperti sensor, tombol, atau data dari sistem eksternal. Input ini memberikan informasi kepada PLC tentang status suatu proses atau kondisi yang perlu direspon.
- Output : Output pada PLC adalah tindakan yang dihasilkan oleh PLC berdasarkan logika yang diprogram. Output ini bisa berupa sinyal pengendali yang mengaktifkan perangkat seperti motor, katup, atau lampu indikator.
- Instruksi logika : Instruksi logika adalah pernyataan yang digunakan untuk membangun logika dalam pemrograman PLC. Beberapa instruksi logika umum termasuk instruksi AND, OR, NOT, dan instruksi perbandingan seperti equal (sama dengan) atau greater than (lebih besar dari).
- Timer dan counter : PLC juga menyediakan fungsi timer dan counter untuk mengatur waktu atau menghitung jumlah suatu peristiwa. Timer digunakan untuk mengaktifkan atau menonaktifkan output dalam jangka waktu tertentu, sedangkan counter digunakan untuk menghitung jumlah peristiwa tertentu yang terjadi.
Jenis - Jenis Bahasa Pemrograman PLC
IEC, atau International Electrotechnical Commission, adalah organisasi internasional yang bertugas mengembangkan standar dan melakukan penilaian kesesuaian untuk berbagai aspek teknologi listrik, termasuk PLC (Programmable Logic Controller).
Menurut standar yang diterbitkan oleh IEC, yaitu Standar IEC 61131-3, bahasa pemrograman PLC dikategorikan ke dalam lima standar utama, yaitu:
1. Ladder Diagram
Ladder Diagram (LD), atau yang dikenal sebagai Ladder Logic, adalah salah satu bahasa pemrograman paling populer dan resmi digunakan untuk Programmable Logic Controller (PLC) di seluruh dunia. Bahasa format grafis, yang membuat pemrograman lebih mudah dipahami, terutama bagi mereka yang memiliki latar belakang kelistrikan. Ladder Diagram awalnya dikembangkan sebagai sistem logika berbasis relay racks yang digunakan dalam dunia manufaktur dan pengendalian proses. Pada awalnya, logika tersebut hanya digunakan untuk mengendalikan dan memonitor relay, yang berfungsi sebagai saklar otomatis dalam sirkuit listrik.
Struktur dan Simbol dalam Ladder Diagram
Ladder Diagram menyerupai skema tangga, Disebut "tangga" karena bentuknya menyerupai tangga, dengan dua rel vertikal di kanan dan kiri yang mewakili sumber daya (power supply), serta sejumlah "anak tangga" berupa garis horizontal yang merepresentasikan rangkaian kontrol. Gambar (a) di sebelah kiri menunjukkan sebuah rangkaian untuk menghidupkan atau mematikan motor listrik. Kita dapat menggambar ulang rangkaian tersebut dengan cara lain, yaitu menggunakan dua garis vertikal sebagai rel daya input, lalu menambahkan kontak dan relay di antara keduanya. Gambar (b) di sebelah kanan menunjukkan hasilnya. Kedua rangkaian memiliki saklar seri dengan relay yang akan mengaktifkan motor ketika saklar ditutup. Jika ada banyak rangkaian serupa, maka bentuknya akan semakin jelas menyerupai tangga.
Sumber: elmecon-mk.com
2. Structured Text (ST)
Structured Text (ST) atau STX memiliki sintaks yang menyerupai bahasa pemrograman seperti C atau PASCAL, Seperti bahasa pemrograman lainnya, ST terdiri dari serangkaian perintah yang ditulis secara berurutan dan diakhiri dengan tanda titik koma. Struktur ini mencakup loop, variabel, kondisi, dan operator, mirip dengan bahasa pemrograman komputer umum seperti C atau Java. Dengan demikian, pengguna yang sudah berpengalaman dengan bahasa-bahasa tersebut akan merasa mudah untuk beralih ke ST dalam pemrograman PLC.
Sumber Gambar : www.plcblog.in
3. Function Block Diagram (FBD)
Function Block Diagram (FBD) adalah pemrograman PLC yang berbasis grafis dan memungkinkan pengguna untuk menghubungkan berbagai fungsi menggunakan blok-blok yang disusun untuk menghasilkan output. Bahasa pemrograman ini memanfaatkan garis dan simbol untuk mewakili variabel, sehingga pengguna dapat dengan cepat membangun program melalui metode drag-and-drop, serta menghubungkan blok fungsi yang sudah ada. Hal ini membuat FBD sangat cocok bahkan untuk pengguna yang tidak memiliki latar belakang pemrograman atau listrik yang mendalam.
Sumber Gambar : www.solisplc.com
4. Sequential Function Chart (SFC)
Sequential Function Chart (SFC) adalah bahasa pemrograman PLC yang menggunakan pendekatan grafis untuk menyusun operasi secara berurutan. Setiap langkah diwakili oleh kotak persegi panjang, dan garis vertikal menghubungkan langkah-langkah tersebut, menunjukkan urutan operasionalnya. Garis horizontal di antara kotak mewakili kondisi transisi, yang harus dipenuhi sebelum melanjutkan ke langkah berikutnya.
SFC memudahkan visualisasi dan desain sistem sekuensial yang kompleks, seperti pada mesin cuci atau proses pengecatan, di mana setiap langkah berurutan dari satu tahap ke tahap lainnya. SFC menggunakan kombinasi langkah, transisi, dan kondisi logika atau waktu tunda untuk mengontrol alur program. Dengan struktur ini, SFC menyederhanakan pemrograman sistem yang kompleks dan mempermudah proses integrasi dan pengembangan.


Sumber Gambar: control.com
5. Instruction List (IL)
Instruction List (IL) Bahasa ini menggunakan kode mnemonik yang menjadikannya lebih ringkas dan mudah diingat oleh pengguna. Namun, karena IL lebih dekat dengan bahasa mesin, ia dianggap sebagai bahasa yang lebih rumit dibandingkan dengan bahasa pemrograman PLC lainnya seperti Ladder Logic atau Structured Text.
Dalam pemrograman, bahasa tingkat rendah berarti lebih dekat dengan kode mesin yang menggunakan angka biner (1 dan 0), sehingga setiap instruksi dijalankan secara langsung oleh mesin. Hal ini membuat Instruction List lebih mirip dengan pemrograman mikroprosesor, di mana instruksi harus dituliskan secara eksplisit dan rinci.
Struktur dan Alur Program Instruction List
Setiap baris kode di dalam Instruction List menetapkan instruksi tertentu serta kondisi dan hasil yang diharapkan dari eksekusi tersebut. Secara umum, alur program dalam Instruction List sangat mirip dengan Ladder Logic, meskipun tampakannya lebih minimalis dan berbasis teks. Pengguna perlu membuat variabel secara eksplisit, menentukan kondisi, dan mencantumkan setiap instruksi secara terstruktur, membuatnya lebih terfokus pada instruksi ketimbang alur data.
Karena formatnya yang lebih sederhana dan dekat dengan mesin, program yang ditulis menggunakan Instruction List cenderung memiliki eksekusi yang lebih cepat dan menggunakan lebih sedikit memori dibandingkan dengan bahasa pemrograman PLC lainnya.


Sumber Gambar : www.researchgate.net
Kelebihan dan kelemahan dari 5 bahasa pemrograman PLC:
Bahasa Pemrograman | Mudah Dipahami Pemula | Cocok untuk Sistem Kompleks | Visual dan Intuitif | Waktu Debugging Cepat | Struktur Data yang Kuat |
Ladder Diagram (LD) | ✔ | Χ | ✔ | Χ | Χ |
Function Block Diagram (FBD) | ✔ | Χ | ✔ | ✔ | Χ |
Sequential Function Chart (SFC) | ✔ | Χ | ✔ | ✔ | Χ |
Structured Text (ST) | Χ | ✔ | Χ | ✔ | ✔ |
Instruction List (IL) | Χ | ✔ | Χ | ✔ | ✔ |
Bahasa pemrograman PLC adalah komponen krusial dalam otomasi industri. Dengan memahami berbagai jenis bahasa pemrograman PLC, Anda dapat memilih yang paling sesuai dengan kebutuhan aplikasi Anda.
Selain itu, dengan metode pembelajaran yang tepat, Anda bisa menguasai bahasa pemrograman PLC secara lebih cepat dan efisien. Program apa yang digunakan untuk PLC Omron? Baca selengkapnya
Automated
workflows, which streamline the procurement process by reducing manual tasks.
Quick and efficient order
placement and tracking. It eliminates the need for physical paperwork.
Enables businesses to maintain a database of
suppliers, track their performance, and manage relationships.
Integration capabilities are a significant feature. E-procurement platforms can integrate with
other enterprise systems, such as ERP and CRM. This integration ensures seamless data flow and
enhances overall business efficiency.
Share this article on social media