Apa itu Relay
Relay adalah komponen elektronik penting yang berfungsi sebagai saklar otomatis, mengendalikan aliran listrik antara dua titik di sirkuit. Terdiri dari dua bagian utama, yaitu elektromagnet (Coil) dan mekanikal (Switch). Biasanya digunakan untuk mengendalikan peralatan listrik yang membutuhkan daya lebih besar dari sinyal kontrol, relay memainkan peran kunci dalam berbagai aplikasi industri dan rumah tangga. Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam tentang relay, cara kerjanya, berbagai jenisnya, serta aplikasi praktisnya di dunia elektronik.
Fungsi Utama Relay
Relay berfungsi untuk mengontrol arus listrik, dapat mengubah arus listrik kecil menjadi arus yang lebih besar dengan prinsip elektromagnetik. Relay berguna terutama di sirkuit yang melibatkan tegangan besar atau membutuhkan pemutusan dan penyambungan yang cepat. Berikut fungsi relay berdasarkan penggunaannya:


Perantara dalam Sistem PLC
Karena PLC memiliki batasan dalam kapasitas arus, relay berfungsi sebagai perantara untuk menghubungkan PLC ke kontaktor yang lebih besar, memungkinkan PLC mengontrol perangkat listrik lebih besar secara tidak langsung.
Pelajari lebih lanjut apa itu PLC


Kontrol Motor AC
Relay memungkinkan pengontrolan berbagai jenis motor, seperti motor kipas, pompa pendingin, dan motor kompresor dalam sistem pendingin


Pengendalian Sistem Kontrol Digital
Relay membantu sistem kontrol digital beradaptasi dengan sinyal bertegangan rendah, memungkinkan sensitivitas sedang dan tindakan switching yang cepat


Pengontrol Panel Listrik
Relay digunakan dalam panel listrik untuk mengendalikan kontaktor berkapasitas besar, yang tidak bisa diatur langsung oleh perangkat kecil seperti PLC


Fungsi Penundaan Waktu (Time Delay)
Relay dapat digunakan untuk fungsi penundaan waktu, memungkinkan kontrol waktu pada sirkuit yang membutuhkannya.


Perlindungan Komponen Elektrik
Relay melindungi komponen seperti klakson kendaraan dari kerusakan yang diakibatkan oleh tegangan lebih atau hubungan pendek. Relay juga dapat melindungi motor dari kelebihan tegangan.


Pengendali Arus Besar dengan Arus Kecil
Relay dapat mengubah arus listrik kecil menjadi aliran yang lebih besar menggunakan elektromagnetisme, seperti yang digunakan pada starter kendaraan
Komponen Utama Relay
Relay pada dasarnya terdiri dari empat komponen utama:
1. Electromagnet (Coil)
Ini adalah bagian yang menghasilkan medan magnet ketika arus listrik mengalir, yang kemudian menarik atau menggerakkan armature. Gulungan kawat yang menghasilkan medan magnet ketika arus listrik mengalir melaluinya.
2. Switch Contact Point (Saklar)
Saklar ini adalah bagian yang terhubung ke armature. Ketika armature bergerak, saklar akan berpindah posisi, yang memungkinkan arus listrik mengalir atau berhenti. Saklar ini memiliki dua kondisi:
- Normally Close (NC): Kondisi awal saklar yang tertutup, memungkinkan arus mengalir tanpa aktivasi.
- Normally Open (NO): Kondisi awal saklar yang terbuka, yang akan menutup ketika relay diaktifkan.
3. Spring
Komponen ini mengembalikan armature ke posisi semula ketika medan magnet hilang atau ketika relay tidak aktif.
4. Armatur
Berfungsi sebagai tuas penghubung yang berubah posisi saat medan magnet aktif.


Cara Kerja Relay
Relay bekerja dengan prinsip elektromagnetik, di mana aliran arus listrik menciptakan medan magnet yang menarik kontak saklar, mengubah status dari "terbuka" menjadi "tertutup". Prinsip ini memungkinkan relay untuk mengalihkan arus yang lebih besar menggunakan sinyal yang lebih kecil.
Langkah-Langkah Cara Kerja Relay
- Arus Dialirkan ke Kumparan Elektromagnetik: Kumparan menerima arus dan menciptakan medan magnet.
- Armatur Bergerak: Medan magnet menarik armatur, yang kemudian mengubah posisi kontak saklar.
- Kontak Saklar Terhubung: Kontak saklar menghubungkan atau memutuskan sirkuit utama sesuai kebutuhan.
Jenis-Jenis Relay
Jenis-Jenis Relay Relay memiliki banyak jenis, masing-masing dirancang untuk aplikasi tertentu. Berikut adalah beberapa jenis relay berdasarkan prinsip kerja, fungsi, dan penggunaannya:
Relay berdasarkan prinsip kerja:
Relay berdasarkan prinsip kerja berarti relay diklasifikasikan berdasarkan cara atau mekanisme kerjanya untuk mengalihkan atau mengontrol arus listrik.
Tidak memiliki komponen mekanis, SSR menggunakan komponen semikonduktor untuk melakukan switching. SSR lebih tahan lama karena tidak memiliki bagian yang bergerak, sehingga cocok untuk aplikasi yang membutuhkan daya tahan lebih tinggi terhadap getaran atau tekanan fisik.
Relay ini menggunakan prinsip elektromagnetik, di mana kumparan elektromagnetik menggerakkan kontak saklar ketika arus dialirkan. Ini adalah tipe relay yang paling umum dalam banyak aplikasi elektronik.
PCB Relay adalah jenis relay yang dirancang khusus untuk dipasang pada Printed Circuit Board (PCB), yaitu papan sirkuit cetak yang digunakan dalam perangkat elektronik. Relay ini digunakan untuk mengontrol aliran listrik pada sirkuit elektronik, baik untuk menghubungkan, memutus, atau mengalihkan arus listrik.


4.2 Drawbacks of e-procurement
- Implementation costs: Can be expensive, especially for small and medium-sized enterprises (SMEs). Costs may include software licensing, customization, training, and integration with existing systems.
- Complexity: Can be complex to implement and operate, requiring significant changes to existing procurement processes. Organizations may need training and change management to ensure successful adoption.
- Dependence on technology: E-procurement system relies heavily on technology, making it vulnerable to system downtime, cybersecurity threats, and data breaches. Organizations must ensure their eProcurement systems are secure, reliable, and regularly updated.
- Resistance to change: Employees and suppliers may only accept transitioning from traditional procurement methods to e-procurement, especially if unfamiliar with the new technology. This resistance can hinder the system’s successful adoption.
5. What are the differences between e-procurement and procurement
Factor | E-procurement | Procurement |
Sourcing and acquiring goods/services | Digitally enhances this process by integrating technology to streamline and automate the procurement activities. | Involves sourcing, negotiating, and acquiring goods, services, or works from external suppliers. |
Supplier management | Digitizes supplier management tasks such as supplier bidding and selection through automated systems. | Includes activities like supplier selection and contract management. |
Order processing | Automates order processing tasks like purchase requisitions and invoice processing, reducing manual effort and errors. | Involves order processing, which is typically done manually or through paper-based methods. |
Efficiency and transparency | Enhances efficiency, transparency, and data-driven decision-making by leveraging digital tools and real-time insights. | Aimed at managing the procurement process, though it may be time-consuming and prone to errors due to manual processes. |
Want to know more about procurement: https://electgo.com/resources/what-is-procurement
6. What are the common e-procurement solutions in the market?
The e-procurement market offers a variety of solutions, each designed to address specific procurement challenges and requirements. Some common e-procurement solutions include:
- Credit term solution provides a mechanism for managing financial transactions between buyers and suppliers, offering flexibility in payment and improving cash flow. It also enhances procurement efficiency and financial management, making them a valuable component of a comprehensive eProcurement strategy
- Punchout solution is a digital catalogs that allow buyers to browse and purchase goods and services from pre-approved suppliers. eCatalogs streamline the purchasing process, ensuring compliance with procurement policies and reducing maverick spending.
- Supplier portals: Online platforms that facilitate communication and collaboration between buyers and suppliers. Supplier portals provide a centralized hub for managing interactions, streamlining procurement processes, and exchanging information. Through these portals, suppliers can submit bids, manage orders, track payment status, and access important documents and updates. Buyers, in turn, can review supplier performance, manage contracts, and ensure compliance with procurement policies.


Share this article on social media